Senin, 16 November 2009

2 Menit untuk Hati Lebih Happy

Ingin memperbaiki mood yang rusak dalam waktu singkat? Coba saja langkah-langkah sederhana ini.

1. Beres-beres
Kamar atau meja kerja yang berantakan memang bisa membuat kita uring-uringan. Mengapa? Bagi sebagian orang, barang-barang yang berceceran dan berantakan mengingatkan kita pada masalah yang belum diselesaikan. "Akibatnya kita jadi merasa gagal, tak heran bila mood pun jadi rusak," kata Elaine Aron, PhD, penulis buku The Highly Sensitive Person.

Untuk memperbaiki mood dengan cepat, luangkan waktu sejenak untuk membereskan meja kerja atau rumah. Atur dan letakkan buku-buku, kertas, atau hal lain yang sering tercecer dan memberi kesan berantakan. Suasana yang rapi dan teratur akan memberi kesan semua hal terkendali.

2. Membuka foto lama
Saat Anda sedang merasa down, cobalah untuk membuka-buka kembali album foto si kecil atau foto liburan yang berkesan. Aktivitas ini ternyata bisa membuat kita lebih happy dibanding saat kita memakan cokelat.

Menurut survei yang dilakukan oleh peneliti dari United Kingdom's Open University, diketahui bahwa melihat-lihat album foto membuat hati lebih gembira dibanding dengan makan cokelat, mendengarkan musik, menonton TV, atau minum alkohol.

3. Ngobrol dengan tetangga
Bersosialisasi dengan seseorang yang ramah di lingkungan tetangga juga efektif untuk membuat kita merasa happy. Yang menarik, menurut penelitian hal ini punya dampak positif lebih besar dibanding dengan menghabiskan waktu bersama saudara kandung.

4. Berwajah ceria
Ada penelitian yang membuktikan bahwa tersenyum dan "memasang" wajah gembira akan membuat hati menjadi lebih cerah. Menurut penelitian itu, seperti halnya postur tubuh yang bagus, perubahan otot wajah juga bisa meningkatkan rasa gembira yang dirasakan.

Bila Anda bersikap seperti orang yang bahagia, Anda akan merasakan semua konsekuensi sosial yang sifatnya positif. Misalnya saja jadi punya banyak teman dan orang jadi lebih ramah pada Anda. Jadi, ayo tersenyum.

Mau Bebas Rasa Sakit, Pikirkan Orang Tercinta

Sekadar memikirkan orang-orang yang dicintai dapat membantu mengurangi rasa sakit, demikian hasil satu studi baru. Hasil studi tersebut menggarisbawahi pentingnya hubungan sosial dan agar orang selalu terhubung secara sosial, demikian hasil riset di University of California di Los Angeles (UCLA).

Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Psychological Science edisi November 2009 tersebut, para ahli menanyai 25 wanita apakah dengan hanya memandangi gambar orang yang mereka cintai dapat mengurangi rasa sakit.

Para wanita tersebut memiliki pacar dan mereka telah memiliki hubungan baik dengan pacar mereka selama lebih dari enam bulan. Semua wanita itu mendapatkan rangsangan panas yang cukup menyakitkan di lengan mereka sewaktu mereka melewati sejumlah kondisi yang berbeda. Pada satu rangkaian keadaan, mereka memandangi gambar pacar mereka, orang asing, dan kursi.

"Ketika semua wanita tersebut hanya memandang gambar pasangan mereka, mereka sesungguhnya melaporkan lebih sedikit rasa sakit akibat rangsangan panas ketimbang ketika mereka sedang memandangi gambar satu obyek atau gambar orang asing," kata penulis studi itu, Naomi Eisenberger, Asisten Profesor Psikologi serta Direktur Laboratorium Ilmu Syaraf Afektif dan Sosial di UCLA.

"Jadi, mengingat kepada pasangan, melalui gambar sederhana, seseorang mampu mengurangi rasa sakit," katanya

Dalam serangkaian kondisi lain, masing-masing wanita memegang tangan pacar mereka, tangan seorang pria asing, dan menggenggam bola. Studi itu mendapati bahwa ketika perempuan memegang tangan pacar mereka, mereka melaporkan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan saat mereka memegang tangan orang asing atau bola sewaktu mereka menerima jumlah perangsang panas yang sama.

"Ini mengubah pendapat kita mengenai bagaimana dukungan sosial memengaruhi orang," kata Eisenberger.

"Secara khusus, kita memikirkan dukungan sosial itu untuk membuat kita merasa nyaman, itu harus menjadi sejenis dukungan yang sangat responsif bagi kebutuhan emosi kita. Namun, di sini, kami menyaksikan bahwa hanya foto orang yang penting buat seseorang dapat memiliki dampak yang sama."

Studi ini, kata Eisenberger, memperlihatkan seberapa banyak dampak hubungan sosial kita dapat muncul dalam pengalaman kita dan cocok dengan kegiatan lain yang menekankan pentingnya dukungan sosial bagi kesehatan fisik dan mental.

Para peneliti tersebut menyarankan bahwa jika nanti orang mesti melewati pengalaman yang menyakitkan atau berupa tekanan, tapi mereka tak dapat menghadirkan orang yang mereka cintai untuk mendampingi mereka, foto dapat menggantikannya.

Kapan Kondisi Puncak Hormon Seks?

Dorongan seksual pada pria dan wanita dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah hormon. Hormon-hormon seks ini hanya dikeluarkan pada waktu-waktu tertentu.

Hormon testosteron yang menggugah gairah pria umumnya keluar seusai fase istirahat panjang. Sebaliknya, hormon estrogen perempuan dihasilkan seiring dengan meningkatnya aktivitas. Menurut dr Ferryal Loetan, ASC &T, Sp RM, MKes-MMR, dari klinik WIN, Kelapa Gading, beginilah jam biologis bercinta pria dan wanita.

Pagi hari pukul 05.00-08.00
Kadar hormon testosteron pria sedang tinggi-tingginya karena sudah cukup istirahat. Semangat untuk "bertempur" pun begitu membara. Itulah mengapa, kondisi terbaik bagi pria untuk bersenggama adalah pagi hari. Kalaupun istri belum on, itu bukan masalah besar. Dengan foreplay yang tiada taranya, istri pasti siap berintim-intim.

Di atas pukul 08.00-12.00
Hormon testosteron menurun seiring aktivitas pekerjaan pria yang makin tinggi di siang hari. Sebaliknya, gairah perempuan justru sedang dalam masa puncak. Hormon endorfin (hormon kesenangan) sedang tinggi-tingginya karena pada jam-jam inilah perempuan mulai beraktivitas.

Kalau tak memungkinkan untuk mengajaknya bercinta setelah beraktivitas di siang atau sore hari, kirimkan saja pesan-pesan romantis yang isinya menyiratkan ajakan bercinta. Hatinya tentu akan berbunga-bunga.

Siang hingga menjelang sore
Setelah break beraktivitas dan mendapat pasokan energi dari menu makan siangnya, mood pria bangkit kembali. Berbarengan dengan itu, cadangan energi perempuan juga masih besar. Sex after lunch akan jadi selingan yang seru bagi suami-istri.

Pukul 14.00-17.00
Bekerja kembali setelah makan siang umumnya membuat pria letih dan melupakan keinginannya untuk bercinta. Sebaliknya, pada rentang waktu ini, perempuan justru sedang mengalami titik tertinggi produksi estrogen. Kerja oke, bercinta pun ayo!

Malam hari
Saat anak-anak sudah tidur lelap, inilah waktu yang paling memungkinkan untuk bercinta. Setelah bersantai beberapa jam, kadar testosteron pria kembali meninggi. Memang, produksi hormon estrogen cenderung menurun saat beristirahat, tapi di malam hari, umumnya istri lebih romantis. Jadi, suami diharapkan lebih aktif melancarkan sinyal ajakan bercinta.

Uuuppsss...

Ambil Yang Baik..Yang Buruk lempar Ketong Sampah